Nasib Industri Musik Dan Seniman Musik Indonesia

Berawal dari keprihatinan saya terhadap perkembangan musik di tanah air dan kerinduan saya akan lagu baru, band baru, dan album baru dari grup musik atau seniman musik yang ada di Indonesia. Maka saya sengaja membuat tulisan yang singkat ini. Jujur saja kalau saya perhatikan akhir-akhir ini perkembangan musik di Indonesia semakin menurun. Ini dibuktikan dengan semakin jarangnya bermunculan band-band atau grup musik baru, atau pun penyanyi-penyanyi baru. Semakin jarang pulanya grup musik lama yang mengeluarkan album baru mereka, adapun mereka (grup musik lama) hanya mengeluarkan single. Diperparah lagi dengan semakin banyaknya grup musik yang pecah, ganti personil, atau bahkan bubar. Adapula di antara mereka (personil grup musik) yang lebih memilih menjadi artis sinetron, artis film, terjun ke dunia politik, ataupun menjadi pelawak. Tidak menjadi masalah kalau mereka lebih memilih beralih dari industri musik dan menjadi artis sinetron ataupun pelawak, toh itu pilihan hidup mereka, itu pula cara mereka menghidupi dirinya beserta keluarganya. Mungkin bisa juga disebut di situlah rejeki mereka. Mungkin mereka berpaling dari industri musik karena terpaksa, mencoba lebih berpikiran realistis dan juga karena keadaan. Betapa tidak, industri musik tanah air sekarang menjadi kurang menjanjikan.

Antara Musik Dan Teknologi

Semakin majunya teknologi membuat lagu sekarang sudah bisa didengarkan melalui pemutar MP3. Iya sebuah format file komputer yang bisa dipakai untuk mendengarkan suara, termasuk untuk mendengarkan musik dan lagu. Cukup dengan mencari file MP3 nya saja, dan file dimasukkan ke dalam pemutarnya, maka kita pun akan langsung menikmati alunan musiknya, tanpa perlu repot mencari kaset pita seperti dulu lagi. Akibatnya semakin mudah pula pihak konsumen dan penikmat musik tanah air mencari file MP3 dan mendownload lagu dari internet, atau saling tukar menukar dan mengirim lagu melalui flashdisk, komputer, CD, handphone, dan alat elektronik lainnya. Dan kesemuanya itu dilakukan tanpa biaya alias gratis. Industri musik tanah air tergerus oleh kecanggihan teknologi yang tak mungkin dibendung lagi. Seniman musik kita sekarang hanya bisa mengandalkan penghasilannya dari RBT, konser, soundtrack lagu yang dipakai untuk film atau sinetron, pembelian CD (itu pun hanya sedikit). Dan saya rasa, hal itu juga terjadi di industri musik mancanegara. Kalaupun ada pihak konsumen yang mau membeli CD asli atau mendownload lagu mereka melalui website resmi yang berbayar, itu hanyalah segelintir orang yang memang benar-benar cinta dan peduli dengan perkembangan musik Indonesia, mereka lah yang bisa dikatakan penggemar dan fans sejati, yang peduli dengan nasib idola mereka dan peduli dengan perkembangan musik Indonesia. Yah begitulah perkembangan teknologi sekarang, di satu sisi membuat kehidupan manusia semakin mudah, tapi di sisi lain mempunyai dampak yang negatif pula.

Antara Musik Dulu Dan Musik Sekarang

Saya masih ingat sekitar 10, 15, bahkan 20 tahun lalu. Industri musik kita sangat berkembang pesat. Setiap tahun bahkan setiap bulan ada saja bermunculan grup musik baru dan album baru, bak jamur yang tumbuh subur di saat musim hujan. Saat itu saya masih duduk di bangku sekolah. Setiap ada album baru dari band idola, saya pasti berusaha untuk membeli album mereka. Yah kala itu memang masih jamannya kaset pita. Tidak puas rasanya kalau saya tidak mendengarkan lagu mereka cuma dari radio dan hanya mendengar satu atau beberapa lagu dari mereke. Saya penasaran dan mau mendengar semua lagu mereka. Meskipun saya bisa membeli album bajakannya, saya tetap berusaha membeli album yang asli dan dengan menyisakan uang jajan yang ditabung tentunya. Maklum masih anak sekolah dulu. Padahal sebenarnya saya tidak punya tape/radio untuk memutar kaset yang baru dibeli, tapi saya biasa meminjam tape/radio punya teman, atau memutar kasetnya di tape/radio punya teman.

Dulu grup musik atau penyanyi memang benar-benar mempunyai kualitas. Mereka membuat lagu dan album yang enak untuk di dengar, kualitas musik, suara dan vokal yang bagus. Meskipun tidak dipungkiri bahwa memang ada beberapa penyanyi baru dan band baru yang sekarang yang benar-benar berkualitas tentunya. Sangat berbeda dengan keadaan sekarang, grup musik baru yang bermunculan kebanyakan hanyalah boyband dan girlband yang latah, penyanyi-penyanyi yang bermodalkan wajah yang tampan dan rupawan, yang menjiplak dan mengaransemen ulang lagu lama, tidak kreatif. Diperparah lagi dengan kualitas penyanyi baru dengan suara yang pas-pasan. Grup band yang latah yang ikut-ikutan mengadopsi musik metal alias melayu total. Adapula masih bocah sudah membuat boyband dan girlband. Tapi yang saya tidak habis pikir adalah kenapa juga ada personil band yang secara sadar atau pun tidak meniru gaya personil band yang lain. Parah…!!!

Tapi itu kembali lagi kepada selera musik kita masing-masing. Saya tidak bisa dan tidak punya hak untuk memaksa kalian untuk tidak menyukai grup musik tertentu atau memaksa untuk mengikuti selera musik saya, toh selera musik setiap orang bisa berbeda-beda.

Peduli Musik Indonesia

Sadar atau pun tidak sadar, dengan mendownload lagu di website resmi atau membeli CD asli, kita sebagai pihak konsumen dan penikmat musik mendukung dan peduli dengan perkembangan musik di tanah air, yah itu kembali lagi kepada pilihan kita masing-masing. Tapi secara langsung atau pun tidak, dengan mendownload lagu di website resmi atau membeli CD asli dampaknya akan kembali kepada kita juga, karena pihak seniman musik akan bergairah dan bersemangat kembali untuk membuat album baru dan lagu baru lagi.

Akhirnya saya hanya bisa berharap semoga dengan keadaan yang sekarang, seniman musik Indonesia masih bisa bertahan dan menghasilkan karya-karyanya.

Maju terus belantika musik Indonesia.

Semoga…

Cara Mempercepat Koneksi Internet


Pernahkah anda merasa jengkel ketika anda sedang ingin membuka e-mail, membuka facebook, dan lain sebagainya? Ketika sedang ingin menggunakan internet, lalu kemudian anda tidak bisa menggunakan internet dikarenakan jaringan internet yang lambat? Hal ini juga saya pernah dan sering saya rasakan. Dan saya rasa sebagian besar pengguna internet di Indonesia juga merasakan hal yang sama. Lalu kemudian muncullah pertanyaan di benak kita mengapa jaringan internet kita begitu lambat? Apa penyebab koneksi internet kita menjadi sangat lambat? Apakah ada cara untuk mempercepat koneksi internet kita? Sudah beberapa kali saya mencari solusi untuk mengatasi masalah saya ini, tapi tidak pernah mendapatkan jalan keluarnya. Semua cara yang saya ketahui untuk mempercepat koneksi internet yang lambat sudah saya lakukan. Mulai dari memakai software, mengutak atik pengaturan internet di komputer, bahkan sampai menelepon operator ISP, tapi tetap saja jaringan internet saya masih saja lambat. Jadi saya pribadi menyimpulkan bahwa tidak ada cara untuk mempercepat koneksi internet kita.

Koneksi internet kita tergantung dari ISP atau penyedia jasa internet yang kita pakai.

Mengapa demikian? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan internet kita, dan yang paling penting adalah faktor kepadatan pengguna/pemakai internet di suatu wilayah. Selain itu kecepatan internet juga dipengaruhi oleh faktor teknologi yang tersedia pada wilayah tertentu, teknologi yang dipakai oleh ISP, topografi, lokasi penggunaan, perangkat/teknologi yang kita gunakan, dan jenis layanan/paket internet yang digunakan. Mengapa faktor kepadatan pengguna begitu sangat menentukan dan berpengaruh pada kecepatan internet kita? Coba bayangkan jaringan internet itu ibarat sebuah pipa air PDAM, yang dalam istilahnya disebut dengan bandwidth. Ketika pipa tadi digunakan oleh banyak konsumen dan/atau pipa yang digunakan oleh produsen itu pipa kecil, maka air yang mengalir ke masing-masing konsumen pun akan menjadi lambat dan berkurang. Seperti itulah kira-kira gambarannya. Jadi secanggih apapun teknologi ISP sekarang, mau itu menggunakan teknologi jaringan 3G, 3,5G, 3,75 G, EVDO rev A, EVDO rev B, sampai katanya kecepatannya bisa sampai 3,1 Mbps, 9,3 Mbps, bahkan 14,7 Mbps. Tapi selama jumlah penggunanya sudah tidak seimbang dengan teknologi yang digunakan oleh ISP, maka tetap saja jaringan internet akan lambat. Kita takkan pernah mendapatkan kecepatan maksimal seperti yang digembar gemborkan atau dijanjikan oleh ISP di iklannya.

Jadi kesimpulannya untuk mempercepat koneksi internet adalah kembali kepada ISP yang digunakan, apakah ISP tadi memang benar-benar ingin memberi kualitas internet seperti yang dijanjikan di iklannya sekaligus mencari keuntungan pastinya, atau hanya ingin mencari keuntungan semata dan ingin menipu para pelanggannya.

Karena mahal belum tentu akan selalu bagus, akan tetapi yang murah pun biasanya selalu buruk. Jadi hemat saya pilihlah ISP atau jasa penyedia internet yang memiliki pengguna yang tidak terlalu banyak.

Keberadaan Bentor Alias Becak Motor Di Kota Makassar

Sesuai namanya bentor adalah singkatan dari becak motor. Sebuah kendaraan modifikasi atau gabungan antara 2 kendaraan, yaitu becak dan motor. Kalau di daerah asal saya Makassar, kendaraan ini biasa disebut dengan istilah bentor, begitu pula di daerah Gorontalo, namanya juga bentor. Nah lho huruf “n” nya diambil dari mana? Saya juga kurang paham huruf “n” nya bentor diambil dari mana. Sedangkan kalau di daerah asal orang tua saya Kabupaten Wajo, kendaraan ini biasa disebut dengan istilah “bemor”. Kalau istilah ini sih masih nyambung.

Sejarah Bentor Di Kota Makassar

Saya pertama kali melihat bentor pada tahun 2004, itu pun di daerah asal orang tua saya Kota Sengkang Kabupaten Wajo, orang di sana menyebutnya dengan istilah “bemor”. Sejarahnya bentor yang ada di Sulawesi katanya berasal dari Kota Gorontalo, karena awal munculnya bentor di Sulawesi berasal dari sana (Gorontalo) dan bentuknya pun sama dengan yang ada di Kota Makassar dan Kota Sengkang. Sedangkan tepatnya tahun berapa, setahu saya tahun 2002. Tapi kalau saya perkirakan sih sejak semakin mudahnya masyarakat untuk mempunyai motor dengan cara mencicil. Mungkin kurang lebih sekitar 10 atau 15 tahunan ini. Kalau pun ada salah satu pembaca mengetahui persis sejarah adanya bentor di kota ini, bisa meluruskan pendapat saya dengan memberi komentar di kolom komentar yang ada di bawah. Dengan didasari kebutuhan masyarakat akan kendaraan yang praktis, cepat, dan bisa memuat lumayan banyak penumpang dan barang, maka pihak yang melihat peluang ini lalu membuat kendaraan ini. Tapi dengan begitu secara otomatis posisi ojek akan semakin tergantikan.

Bentor Kendaraan Yang Termasuk Bertarif Mahal

Berbicara soal murah, saya rasa bentor bukanlah suatu kendaraan yang tarifnya murah. Bahkan terkadang tarifnya malah lebih mahal daripada kendaraan umum yang eksklusif seperti taksi. Saya menyimpulkannya atas pengalaman pribadi ketika saya menggunakan jasa taksi dari mall ke rumah yang berjarak sekitar 5 km, saya hanya membayar Rp. 20.000,- Sedangkan ketika saya menggunakan jasa bentor dari mall ke rumah yang berjarak sama sekitar 5 km, minimal saya harus membayar biaya Rp. 20.000,- itupun masih bisa lebih. Belum lagi fasilitas dan kenyamanan yang didapatkan konsumen antara menggunakan jasa taksi dengan menggunakan jasa bentor. Malah kita penumpang biasanya harus tawar menawar harga bahkan biasanya sampai berdebat dengan penarik bentor untuk mendapatkan tarif yang dirasakan murah. Bukannya pelit atau tidak mau berbagi, tapi sangat tidak enak rasanya kalau kita membayar tarif bentor yang tidak masuk akal.

Sebenarnya bentor di Makassar adalah kendaraan tidak resmi, kalau kasarnya bisa dibilang tidak diakui oleh pihak yang berwenang seperti Dinas Perhubungan. Tapi saya kurang tahu kalau di daerah lain. Nah lho koq bisa begitu adanya? Apa pasal dan alasan adanya muncul kendaraan seperti itu di kota ini? Setahu saya karena semua itu dikarenakan bentor adalah kendaraan modifikasi, becak bukan, motor juga bukan. jadi di STNK nya mesti ditulis apa? Adalah tugas dari instansi yang berwenang untuk menjawabnya. Meskipun dengan adanya bentor membuat jalanan di Kota Makassar semakin macet, tapi yang saya lebih sesalkan dan sayangkan adalah bukan karena adanya bentor, tapi karena alasan mengapa pihak yang berwenang tidak mengakui keberadaan kendaraan ini? Jangan sampai ketika keberadaan bentor semakin banyak dan mulai sangat mengganggu, barulah pihak yang berwenang mengambil tindakan dengan melarang adanya bentor. Ini sama saja memancing kemarahan si penarik/sopir bentor dan akan muncul rusuh dan demonstrasi (lagi) di Kota Makassar.

Bentor Dan Kaitannya Dengan Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan

Sebenarnya dengan adanya kendaraan seperti ini ibarat 2 sisi mata uang. Di satu sisi masyarakat terbantu akan keberadaannya dan menjadi salah satu sumber mata pencarian bagi penarik bentor. Tapi di sisi lain membuat semakin macetnya jalanan yang ada di Kota Makassar karena penarik bentor dengan leluasa melewati dan memasuki jalanan-jalanan protokol yang ada di Kota Makassar. Pernah suatu ketika secara tidak sengaja saya berbincang-bincang dengan sopir taksi. Dia mengatakan “memang untuk sekarang ini bentor masih leluasa dan bebas bermunculan, tapi ketika pemilihan gubernur sudah selesai, maka bentor akan tidak sebebas yang seperti dulu lagi”. Rasanya apa yang dikatakan si sopir taksi tadi ada benarnya juga. Tapi andai pun akhirnya nanti demikian benar adanya, sangat tidak bijaksana rasanya mengorbankan masyarakat kecil demi sebuah kepentingan politik. Mengorbankan di sini dalam artian membiarkan bentor semakin bermunculan agar supaya pihak yang berkepentingan politik mendapat simpati dari masyarakat utamanya masyarakat kecil. Istilahnya bentor “diangkat dulu sementara kemudian nanti dilemparkan jatuh ke bawah”.

Seandainya pun pemerintah kota mempertimbangkan aspek lapangan kerja, seharusnya mereka (pemerintah kota) mempertimbangkan pula aspek ke depannya dengan mengatur keberadaan bentor dan membuat peraturan jalanan apa saja yang bisa dilalui oleh bentor. Atau pun kalau seandainya memang ingin menciptakan transportasi yang aman dan nyaman serta mengurangi kemacetan, pemerintah bisa mengadakan alat transportasi umum seperti bus kota yang tarifnya bisa lebih murah daripada alat transportasi lain di kota ini. Sehingga masyarakat yang mempunyai kendaraan pribadi tertarik untuk menggunakan alat transportasi tadi yang akhirnya bisa membuat kemacetan di Kota Makassar menjadi lebih berkurang. Memang kesemuanya itu tidak semudah yang dibicarakan dan tidak semudah membalik telapak tangan. Apalah arti pihak pemerintah kota apalagi pihak walikota kalau belum bisa memperbaiki keadaan Kota Makassar menjadi lebih baik. Apalagi beliau sudah menjabat untuk periode kedua kali.

Hemat saya, jika memang Pak Walikota belum bisa membenahi kota ini dengan lebih baik dari sebelumnya apalagi sudah menjabat untuk periode kedua kali, dan periodenya pun sudah hampir selesai, mungkin ada baiknya Bapak Walikota mempertimbangkan kembali untuk maju mencalonkan sebagai calon gubernur.

Rumah Dinas Rumah Pemerintah

Rumah dinas rumah pemerintah
Dan akhirnya kami pun keluar juga
Kenangan indah yang takkan ku lupa
Kecuali bila ku amnesia

Kalimat di atas mungkin bisa menggambarkan perasaanku dan situasi Kompleks Balitsereal yang sekarang ini. Tak pernah terbayangkan oleh kami, kami akhirnya keluar dan pindah dari Kompleks Balitsereal yang sangat kami cintai ini. Kami adalah warga pensiunan/purnabakti pegawai Balitsereal yang (dulu) masih tinggal dan menempati rumah dinas di kompleks. Sebuah cara pindah yang rasanya tidak rasional. Dikarenakan masih banyak rumah yang tinggal kosong dan tak berpenghuni, tapi malah kami diperintahkan untuk keluar dari kompleks. Parahnya lagi serasa kesan yang ada kami seperti “diusir” karena sampai dibuatkan surat perjanjian dan harus bertanda tangan yang isinya pensiunan beserta keluarganya harus mengosongkan rumah, pindah dan tidak menempatinya (lagi) paling lambat akhir tahun 2011.

Tadinya saya pikir kalau surat tadi hanyalah berupa surat himbauan biasa dari pusat, seperti surat-surat himbauan yang terdahulu. Setelah saya melihat banyak dari kami yang memang bersiap-siap untuk pindah karena mereka sudah mulai membangun dan memperbaiki rumah pribadinya yang ada di luar, barulah saya sadar bahwa surat kali ini adalah surat yang bukan seperti biasanya, situasi kali benar-benar serius. Bahkan ada beberapa dari kami sudah lebih dahulu pindah sebelum akhir tahun 2011, dan adapula warga yang belum pensiun tapi lebih memilih untuk pindah. Saya tidak tahu pasti alasan mengapa kami harus pindah dari kompleks ini? Setahu saya, kami masih diperbolehkan tinggal asalkan rumahnya dirawat. Dan memang kenyataannya rumah dinas itu kami rawat. Pernah saya bertanya kepada kepala balai (sekarang sudah diganti) alasan pengosongan rumah dinas, dan jawabannya adalah karena alasan remunerasi. Sebuah alasan yang rasanya tidak masuk akal atau mungkin saya yang bodoh karena tidak bisa masuk di akalku, toh kalau memang karena alasan remunerasi mengapa rumah-rumah yang kosong masih banyak yang belum ditempati? Saya juga sudah beberapa kali bertanya kepada bapakku mengenai alasan pengosongan rumah dinas, tapi beliau menjawab dengan santai “karena memang harus dikosongkan”. Tampaknya bapakku seolah tidak mau terlalu ambil pusing, ataupun mungkin pasrah dan menerima kenyataan ini. Seperti orang tua yang lainnya di kompleks ini. Sangat berbeda dengan saya yang selalu mau melawan dan selalu mau banyak tahu tentang alasan pengosongan rumah dinas.

Menjadi Provokator

Sampai akhirnya saya pun bertanya di grup facebook Balitsereal. Lagi-lagi mendapat jawaban yang tidak memuaskan bahkan ada beberapa jawaban yang sangat menjengkelkan dari beberapa anggota grup. Mereka berkomentar miring dengan merasa hebatnya, pintarnya, jabatannya, pekerjaannya, dan pendidikannya tapi sayang komentarnya tidak memakai otak dan hati dan dengan enaknya dan tega mengatakan bahwa kami ini mencuri, tidak tahu malu, dan ngontrak di rumah dinas. Tidak etis rasanya kalau kami yang pensiunan ini dikatakan mencuri, tidak tahu malu, ataupun ngontrak di rumah dinas. Apalagi yang mengatakan itu tadi adalah sesama warga kompleks beserta mantan warganya. Padahal sebenarnya pertanyaanku di grup itu tentang alasan pengosongan rumah dinas dan saya hanya mencari jawaban dari pertanyaan yang bahkan tidak ku dapatkan dari kepala balai (yang sekarang sudah diganti), bukan meminta pendapat ataupun persepsi tentang kami warga pensiunan. Apa pasal dan hak mereka berkomentar miring sampai memvonis dan menghakimi kami seperti itu? Atau bisa jadi juga mereka hanyalah orang-orang yang kurang merasakan atau bahkan tidak pernah merasakan rasa kebersamaan di kompleks. Kasihannya.

Debat pun terjadi sesama anggota dan warga di grup facebook Balitsereal. Ada yang pro dan kontra dengan pengosongan rumah dinas di kompleks. Banyak dari kami yang kontra, tapi lebih banyak lagi yang memilih berdiam diri dan tidak berkomentar. Perdebatan pun berlanjut sampai beberapa komentar. Tapi sayangnya pihak admin grup menghapus postingan itu. Kecewa pasti karena postingan itu dihapus, tapi saya berusaha berpikiran positif saja dengan mengatakan dalam hati sendiri “mungkin dihapus demi kebaikan bersama”. Tapi tetap saja menurutku sebaiknya pihak admin grup tidak usah menghapus postingan tadi, biarlah yang membacanya bisa tahu dan menyimpulkan sendiri siapa orang yang memang pro dan kontra di kompleks, biarlah mereka tahu siapa sebenarnya “musuh dalam selimut” di kompleks ini, yang seolah-olah bersikap baik di depan tapi menusuk kami dari belakang. Beberapa pertanyaan itu adalah: Apa alasan pengosongan rumah dinas? Bagaimana jika sudah ditinggalkan tapi akhirnya menjadi rusak dan tidak terawat karena tidak ada warga baru yang menempatinya? Sudahkah peraturan itu diterapkan di sesama warga pensiunan dalam lingkup litbang pertanian ataukah hanya tegas di Balitsereal saja? Mengapa baru kali ini peraturan itu terasa tegas akhir-akhir ini saja dan sebelumnya tidak begitu? Adakah cara agar kami masih bisa tinggal di kompleks seperti tahun-tahun sebelumnya? Akibat pertanyaan di grup itu bisa jadi ada yang menganggap saya adalah provokator di grup dan di kompleks. Terserah.

Karena tidak pernah mendapatkan jawaban yang rasional dan memuaskan lalu secara spontan pikiranku beranggapan bahwa kalau keputusan dan peraturan itu hanya dibuat-buat dan hanya akal-akalan belaka, seperti ada maksud tertentu di balik “pengusiran” itu. Bagaimana mungkin pihak yang membuat keputusan dan peraturan bisa membuatnya padahal diri mereka pun belum tentu “bersih” dari tindak KKN? Hemat saya, kalau ingin membuat keputusan dan peraturan, buatlah dengan adil dan dengan bercermin kepada diri sendiri. Ibarat sebuah sapu, maksud hati ingin membersihkan tapi sapu itu sendiri masih kotor.

Memang kami sadar dan tahu pasti bahwa rumah dinas itu bukan lagi hak kami, dan kami tidak punya hak (lagi) untuk menempatinya. Tapi persoalan yang sebenarnya ialah bukan terletak pada rumah dinas itu, tapi sejarah dan kenangannya. Toh kami juga punya rumah pribadi kok di luar sana. Di sini kami lahir, kecil, tumbuh besar  bahkan ada yang sampai meninggal di kompleks ini. Kami sudah seperti saudara dan keluarga besar. Kalian senang kami pun senang, kalian sedih kami pun sedih. Sangat berbeda dengan suasana dan pergaulan di kota ataupun di kompleks lainnya. Kami selalu terbuka dengan orang dari luar kompleks. Bahkan saking terbukanya kami, orang dari luar kompleks pun senang untuk datang bergaul dengan kami, mereka senang dengan suasana kekeluargaan kompleks. Mereka (orang luar tadi) bahkan merasa sedih dan serasa mau menangis melihat keadaan kompleks yang sekarang ini, karena teman dan sahabat mereka telah banyak yang pindah dan pergi, sepi, ditinggal kosong, rusak dan tak berpenghuni. Bisa dibayangkan betapa lebih sedihnya kami.

Hak Kami Tapi Bukan Hak Kami

Sebenarnya rumah dinas di kompleks itu dulunya bisa kami miliki tapi karena peraturan tentang rumah dinas kini sudah berubah, makanya tidak bisa dimiliki (lagi). Hak yang sebetulnya sudah menjadi hak kami, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya tidak menjadi hak kami (lagi). Buktinya perumahan dinas yang lain bisa didem dan dimiliki. Ini namanya memotong rejeki orang.  Jadi masih pantaskah mereka yang berkomentar miring tadi memvonis dan menghakimi kami?

Mungkin kami terkesan egois karena masih mau menempati rumah dinas, merasa egois karena tidak memberikan kesempatan kepada pegawai-pegawai baru untuk menempatinya. Kami sadar itu semua, justru karena itu lah salah satu alasan kami rela pindah dan meninggalkan banyak kenangan di kompleks. Tapi saya rasa alasan itu buka alasan kuat yang membuat kami rela untuk pindah. Toh masih banyak rumah yang tinggal kosong, terbengkalai dan rusak, masih banyak pegawai baru yang tidak menempati rumah dinas, cuma sekedar mengambil tapi jarang tinggal dan menempatinya, hanya sekali-kali saja datang.

Saya jadi teringat dengan teman kompleks yang mengatakan “rasa memiliki kami terhadap Balitsereal tercoreng sama orang yang tidak memiliki empati terhadap orang lain yang lebih lemah”. Adapula yang beranggapan sudah capek dikejar-kejar, bahkan ada dari kami merasa sudah diusir seperti binatang saja. Yah begitulah setiap dari kami, berbeda persepsi tentang pengosongan rumah dinas.

Menjadi Kompleks Mesum

Setelah kepergian kami, kompleks itu sekarang seperti kompleks mati, bak hutan belantara, rumput dan pohon tumbuh tinggi dengan sendirinya. Hehe emang ada program penghijauan ya pak bos? Rumah rusak dan perlahan mulai hancur digerogoti rayap dan kayunya mulai lapuk diterpa hujan dan air hujan dari atap yang bocor, situasi sudah mulai tidak aman dan nyaman, banyak orang lain yang masuk di rumah kosong yang saya tak tahu tujuannya apa, semakin sering saja kedapatan orang yang berniat mencuri bahkan malah sudah ada rumah yang kecurian. Diperparah lagi karena rumah-rumah yang kosong terutama rumah di bagian depan kompleks selalu dijadikan tempat pacaran, tempat mesum dan bercumbu ria oleh orang dari luar. Dulu sudah beberapa kali saya memergoki dan menegur, bahkan sampai memarahi mereka (orang yang kedapatan mesum dan pacaran). Bahkan terkadang emosiku naik sampai rasanya ingin mukul saja. Tapi jujur sekarang saya sudah tidak mau ambil pusing (lagi), kalau saya mendapat orang yang pacaran dan berniat mesum (lagi), saya cuma lewat dan membiarkannya. Toh kami juga sudah tidak dianggap (lagi) di kompleks itu, buat apa juga saya mau repot-repot dan ambil pusing dengan masalah kompleks? Itu bukan tugas dan kewenanganku karena sebenarnya masih ada orang yang semestinya lebih pusing dan lebih berwenang dengan keadaan kompleks daripada saya, itupun belum tentu yang mestinya berwenang itu mau ambil pusing. Jadi buat apa juga saya mesti repot-repot?

Kompleks yang dulunya dibanggakan, aman, tenteram, nyaman, alim dan terpelajar, banyak menghasilkan generasi yang berprestasi dan terpelajar itu sekarang menjadi rusak, hancur, tidak aman dan jadi tempat mesum. Mungkin ini yang mereka cari, mungkin pula ini adalah alasan para pembuat keputusan dan peraturan yang “mengusir” kami. Saya sengaja menyebut mereka (para pembuat keputusan dan peraturan) dan tidak mau menyebut mereka dengan sebutan “para pembuat kebijakan” karena sama sekali hal yang mereka buat bukan perbuatan yang bijak. Hehe orang bijak taat pajak coy.

Entah bagaimana perasaanku semenjak perubahan di kompleks, semenjak banyak yang pindah (termasuk saya) hidupku terasa jadi lebih susah, sepi, sedih, sunyi, kecewa, gembira, marah dan lain sebagainya bergabung menjadi satu, bohong rasanya kalau saya tidak pernah menangis dan meneteskan air mata karena keadaan ini. Terlalu banyak kenangan di sana, kehangatan, keakraban, persaudaraan, dan rasa kebersamaan kami, dan semua itu mungkin rasanya tidak bisa ku ceritakan. Tapi biarlah kami menjalin keakraban dan rasa persaudaraan ini di tempat lain. Jujur kalau kecewa pasti ada, tapi kalau sakit hati mungkin juga iya jikalau memang “pengusiran”, keputusan dan peraturan yang dibuat itu karena alasan tertentu yang dibuat-buat atau karena alasan “ada udang di balik batu”. Tapi rasanya saya pribadi justru seharusnya jauh lebih bersyukur karena pernah tinggal dan merasakan rasa persaudaraan dan kebersamaan di kompleks itu. Akhirnya saya cuma bisa berkata “merelakan bukan berarti menyerah tapi lebih kepada menyadari dan menerima bahwa ada hal-hal yang tak bisa dipaksakan”.

Sejarah Berdirinya KERABAT (Kerukunan Remaja Balitsereal)

Kerukunan Remaja Balitsereal atau yang biasa disingkat KERABAT adalah sebuah organisasi kepemudaan yang didirikan di Kompleks Perumahan Balai Penelitian Serealia atau biasa singkat dengan BALITSEREAL. Didirikan pada tahun berapa? Saya juga lupa (maaf) :-) Persoalannya adalah karena AD/ART KERABAT yang dipegang oleh ketua terdahulu (sebelum saya menjabat) hilang. Jadi sejarah berdirinya organisasi kepemudaan ini saya lupa. Tapi kalau saya ingat-ingat KERABAT berdiri pada sekitar tahun 90-an. Organisasi kalau tidak salah pertama kali diketuai oleh Kanda Farid Rafid, lalu dilanjutkan oleh Kanda M. Yusuf Thamrin, Kanda Asrul Koes, Kanda Imran Nur Aslam, Kanda M. Taufiq Anas, Adam Wahyudi Yamin, lalu sekarang adalah saya sendiri (M. Haekal Anas). Adapun setiap periode masa jabatan masing-masing dari ketua terdahulu saya juga lupa.

Organisasi Kepemudaan KERABAT ini sebagai organisasi pembinaan dan pengabdian kepada masyarakat adalah bentuk yang mewadahi Komunikasi Pemuda/Remaja kompleks Balitsereal Maros.

Keberadaan organisasi ini diharapkan lebih memberikan semangat bersaing yang tinggi serta wawasan yang luas terhadap segala aspek kehidupan terutama sekali eksistensi remaja Kompleks Balitseral Maros untuk pembinaan sistem pengembangan informasi dan kegiatan remaja serta menciptakan dinamika organisasi untuk masa depan kompleks.

Atas dasar inilah perlu adanya “Lembaga Organisasi” kompleks dengan nama KERABAT. Semoga Tuhan YME senantiasa meridhoi usaha dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Amin Ya Rabbal ’Alamin.

Agar Akun Facebook Tetap Aman

Tanpa perlu menjelaskan terlalu lama, langsung saja saya menjelaskan beberapa tips sederhana dan point utama "Agar Akun Facebook Tetap Aman" berikut ini adalah:

1. Set email jangan sampai lupa password email.

Cara ini berguna untuk mereset password facebook melalui email seperti yahoomail atau googlemail lalu admin facebook akan mengirimkan kode reset password facebook Anda di alamat email yang tadi.

2. Set nomor ponsel Anda jangan sampai ketinggalan.

Cara ini berguna untuk mereset password facebook melalui nomor ponsel Anda, lalu admin facebook akan mengirimkan kode reset password facebook Anda melalui sms ke nomor ponsel alamat yang tadi.

3. Dan yang paling penting dari 2 point di atas tadi adalah set pertanyaan keamanan di facebook.

Dgn cara Login ke akun facebook Anda, lalu klik menu Account>Account Settings>Settings>Security Question, klik Change pada bagian Pertanyaan Keamanan. Atau langsung saja dengan mengklik link di bawah ini:

www.facebook.com/update_security_info.php

Lalu kemudian akan muncul gambar seperti ini

Add caption


Lalu kemudian masukkan sandi atau password facebook Anda lalu save dan lanjutkan.

Cara ini berguna untuk mereset password facebook melalui pertanyaan keamanan Anda. Bila jawaban dari pertanyaan keamanan Anda benar, maka admin facebook akan meminta alamat email baru dan akan mengirimkan pemberitahuan ke alamat email yang baru tadi.

NB:

Jangan pernah berbagi pertanyaan keamanan dan jawabannya kepada siapapun, pastikan jawaban Anda unik dan yang tidak dapat ditebak dengan mudah oleh orang lain.

Hati-hati dalam memasukkan jawaban atas pertanyaan keamanan facebook yang dipilih tadi. Setelah Anda menetapkan pertanyaan keamanan facebook Anda, Anda akan sulit untuk mengedit atau mengubahnya di kemudian hari.

Karena pertanyaan keamanan pada facebook ini sangatlah penting dan berguna sekali meskipun akun facebook Anda sampai kena hack atau lupa password email, atau belum sempat mencantumkan nomor ponsel di facebook Anda.

Demikianlah sedikit tips dan trick sederhana "Agar Akun Facebook Tetap Aman"  dari saya dan semoga bisa membantu. Bukannya sok tahu tapi hanya ingin mencoba membantu dan berbagi ilmu yang saya tahu. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan atau ditambahkan. Maaf kalau sudah ada yang tahu. :-)

 SALAM PERSAHABATAN