Arti Kata Butta Salewangang

Butta Salewangang
Jika di Kota Makassar biasa dikenal dengan Kota Anging Mamiri, maka di Kabupaten Maros dikenal dengan Butta Salewangang. Kata Butta Salewangang sendiri dimulai di masa pemerintahan Tumanurung. Sesuai dengan artinya Tumanurung berasal dari bahasa Bugis yang berarti "orang yang turun dari langit atau dari surga" dan masyarakat Bugis-Makassar terdahulu mempercayai akan hal itu. Masyarakat Maros terdahulu mempercayai bahwa Tumanurung itu sendiri adalah Karaeng Loe Ri Pakere.Yang telah berhasil membangun negeri Maros menjadi sebuah negeri yang sejahtera lahir dan batin dalam waktu yang singkat. Beliau hadir dalam kondisi masyarakat yang tidak menentu pada masa itu, yang di mana pada masa itu masyarakat tidak mau lagi mendengar perkataan dan perintah pemimpin yang ada, hukum tidak dapat ditegakkan dan aturan banyak yang dilanggar. Masa ini disebut dengan jaman "sikanre bale" atau saling memangsa satu sama lain.

Pada masa itu tanaman juga tidak membuahkan hasil, hujan turun terus menerus diiringi gemuruh yang terjadi daalam tujuh hari tujuh malam. Namun tiba-tiba saja muncullah sebuah istana yang oleh masyarakat biasa disebut dengan istilah Saoraja, yang berdiri di tengah-tengah bidang tanah di daerah Pakere. Bersamaan dengan itu terlihat pula seorang yang duduk di depan tangga istana itu.

Mendengar hal ini, orang-orang pun berdatangan untuk untuk memberi penghormatan. Lalu mengangkat Tumanurung ini menjadi pemimpin dan diberi gelar Karaeng Loe Ri Pakere. Maka sejak masa itu pula seiring dengan kepeminpinan beliau tanaman tumbuh subur dan membuahkan hasil yang melimpah.

Dalam masa kepemimpinan Karaeng Loe Ri Pakere, beliau senantiasa membangkitkan eksistensi kerajaan dalam mengemban amanah rakyat. Terutama dalam memposisikan Kerajaan Maros sebagai daerah berpemerintahan yang kuat dan disegani. Seiring berjalannya waktu keadaan rakyat pun menjadi tenteram, hidup aman, damai, sejahtera lahir dan batin. Maka dari itu daerah ini pun disebut dengan istilah Butta Salewangang.

Makna dan arti kata Butta Salewangang sendiri berasal dari Bahasa Makassar yang terdiri dari dua kata, yaitu Butta yang berarti tanah/daerah, dan Salewangang yang berarti subur, makmur dan sejahtera. Lidah orang Makassar sendiri menyebut kerajaan Maros dengan sebutan Marusu' dan lidah orang Bugis disebut dengan sebutan Maru'. Dan dari situ pulalah kemudian penyebutan Kabupaten Maros dikenal menjadi Butta Salewangang. Di mana diharapkan masyarakat Kabupaten Maros bisa hidup makmur dan sejahtera di daerah yang subur.

Lambat laun kondisi Maros terdengar oleh negeri tetangga, Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone. Sehingga mereka menghendaki adanya perjanjian persahabatan dengan Kerajaan Maros. Dulunya kerajaan di Maros hanya satu dan belum berkembang. Pasca Perjanjian Bungaya, Kerajaan Maros baru berkembang dan menjadi beberapa kerajaan-kerajaan kecil yang berjumlah 16 buah dan membentuk kerajaan-kerajaan lokal atau distrik-distrik adat. Maka tercatat pulalah di dalam Lontara' Marusu' perihal pemerintahan Karaeng Loe Ri Pakere yang tersohor ini.

Kini Maros telah menjadi ibukota dari Kabupaten Maros yang secara administrasi pemerintahan terdiri terdiri dari 14 kecamatan dan 103 desa/kelurahan, dan memiliki luas sekitar 1.619,12 kilometer bujur sangkar, dengan jumlah penduduk sekitar 426.232 jiwa. Meski demikian penyebutan Butta Salewangang tetap melekat dan menjadi ciri khas dari kabupaten ini.

0 comments:

Posting Komentar